Stres Lalu Makan yang Manis-manis? Hati-hati Efek Yo-yo

Jakarta – Beberapa pakar meyakini gula memiliki efek menenangkan sehingga makanan manis kerap jadi pelampiasan saat stres. Namun hati-hati, meredakan stres dengan makanan manis bisa memberikan efek yo-yo. Apa maksudnya ya?

“Ingat, saat mengonsumsi gula maka kadar gula darah naik. Lalu saat drop, maka keadaan menjadi yo-yo,” kata Samantha Clayton, Worldwide Director for Fitness Education Herbalife dalam jumpa pers di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2014).

Menurut Samantha, mengonsumsi gula memang sedikit menenangkan namun efeknya sementara. Begitu kadar gula dalam darah turun, maka kondisinya akan berbalik menjadi lebih stres. Naik turunnya level stres itulah yang disebut Samantha sebagai efek yo-yo.

Samantha menambahkan mengonsumsi nutrisi seimbang yang berarti mengurangi gula bisa menghindari efek tersebut. Untuk bisa meredakan stres secara alamiah, ia lebih menganjurkan untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik secara teratur.

“Salah satu hal yang mengagumkan dari olahraga adalah, saat kita bergerak maka stres akan berkurang. Saat bergerak, tubuh kita melepas endorphin, yakni hormon rasa senang yang secara alami membuat kia lebih bahagia,” jelas Samantha.

Menurut perempuan asal Liverpool, Inggris yang pernah meraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000 untuk cabang lari cepat ini, olahraga tidak harus dilakukan dengan gerakan yang ribet. Gerakan-gerakan sederhana yang bisa dilakukan di meja kerja sudah lebih baik daripada tidak bergerak sama sekali.

(up/vit)

Baca artikel detikHealth, “Stres Lalu Makan yang Manis-manis? Hati-hati Efek ‘Yo-yo'” selengkapnya https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-2470406/stres-lalu-makan-yang-manis-manis-hati-hati-efek-yo-yo.

5 Cara Mengurangi Lemak Visceral, Didukung Oleh Sains

Ada epidemi di negara-negara Barat, dan hanya sedikit orang yang menyadarinya. Ini adalah epidemi lemak visceral, sejenis lemak dalam yang membungkus organ vital, seperti hati, dan terkait dengan masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

Anda mungkin berasumsi bahwa hanya orang yang kelebihan berat badan atau obesitas yang memiliki terlalu banyak lemak visceral, tetapi bukan itu masalahnya. Orang kurus, terutama yang tidak aktif dan orang yang lebih tua, dapat memiliki cukup lemak visceral untuk meningkatkan risiko masalah kesehatan kronis. Mereka mungkin terlihat kurus, tetapi mereka tidak sehat karena mereka memiliki terlalu banyak lemak visceral dan penanda kesehatan buruk lainnya.

Meskipun tidak mudah untuk memangkas lemak visceral, ilmu pengetahuan menunjukkan ada cara untuk mengurangi beban lemak visceral tubuh Anda dan meningkatkan kesehatan Anda secara bersamaan.

* Tanda-tanda Kelebihan Lemak Visceral *

Bagaimana Anda tahu jika Anda memiringkan timbangan dalam hal lemak visceral? Salah satu tanda Anda membawa terlalu banyak lemak visceral adalah ukuran pinggang Anda. Jika pinggang Anda lebih besar dari setengah tinggi badan Anda, Anda memiliki terlalu banyak lemak visceral.

Misalnya, seseorang yang tingginya lima kaki enam inci, atau 66 inci, harus memiliki ukuran pinggang kurang dari 33 inci. Secara umum, pedoman mengatakan ukuran pinggang lebih dari 35 inci pada pria dan 30 inci pada wanita adalah penanda terlalu banyak lemak visceral.

Pada kenyataannya, satu-satunya cara untuk mengetahui berapa banyak lemak visceral yang Anda miliki adalah dengan melakukan studi pencitraan. Tetapi ukuran pinggang masih merupakan penanda yang baik, jadi periksa ukuran pinggang Anda dengan pita pengukur setidaknya sebulan sekali dan catat nilainya.

Jika ukuran pinggang Anda menunjukkan bahwa Anda memiliki terlalu banyak lemak visceral, apa yang dapat Anda lakukan?

1. Makan Lebih Banyak Serat

Serat larut menyerap air dan membentuk gel yang membantu memperlambat makanan saat melewati sistem pencernaan Anda. Ini dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan mengurangi jumlah kalori yang Anda serap dari makanan lain. Plus, serat membantu mengontrol glukosa darah.

Salah satu cara untuk mengurangi lemak visceral adalah dengan mengonsumsi lebih banyak makanan kaya serat. Serat adalah bagian dari makanan nabati yang tidak dapat dicerna oleh tubuh Anda, sehingga membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan menjaga sistem pencernaan tetap sehat. Makanan kaya serat termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan (seperti kacang dan lentil).

Stroberi, raspberry, dan blackberry juga merupakan sumber serat larut dan tidak larut yang substansial dan kaya nutrisi. Mereka juga memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya seperti anti-inflamasi dan kaya antioksidan, yang membantu melindungi terhadap penyakit kardiovaskular dan masalah kesehatan kronis lainnya. Sayuran non-tepung, lentil, kacang-kacangan, kacang pohon, biji-bijian, dan biji-bijian adalah sumber serat yang kaya lainnya.

2. Kelola Stres

Stres meningkatkan kortisol, hormon stres yang meningkatkan lemak visceral. Ketika tubuh Anda memproduksi terlalu banyak kortisol, itu menggeser tempat tubuh Anda menyimpan lemak ke bagian tengah tubuh Anda dan meningkatkan lemak visceral yang lebih dalam. Pastikan Anda tidak membiarkan stres kronis mengendalikan hidup dan kesehatan Anda. Kurangi tingkat stres dengan aktivitas pikiran-tubuh seperti yoga dan meditasi, berjalan-jalan di alam, atau mandi air panas.

3. Fokus pada Kualitas Tidur

Mendapatkan tidur malam yang baik sangat penting untuk kesehatan dan kebugaran. Banyak orang tidak menyadari betapa pentingnya tidur untuk kesehatan kekebalan tubuh, fungsi otak, dan banyak lagi. Plus, banyak penelitian menunjukkan kurang tidur meningkatkan hormon stres kortisol dan meningkatkan lemak visceral.

Satu studi menunjukkan bahwa orang yang tidur selama 5 jam atau kurang per malam memiliki lebih banyak lemak visceral daripada mereka yang tidur 7 jam atau lebih per malam. Jadi usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam untuk menjaga lemak visceral tetap terkendali. Plus, tidak cukup tidur meningkatkan hormon ghrelin nafsu makan, sehingga Anda mendambakan makanan manis dan makan lebih banyak. Saat Anda menambah berat badan dari makan makanan manis, tubuh Anda menyimpan sebagian sebagai lemak visceral. Pastikan Anda mendapatkan setidaknya 7 jam tidur berkualitas setiap malam.

4. Kurangi Asupan Gula Anda

Salah satu cara untuk mengurangi lemak visceral adalah dengan mengurangi gula, kontributor lain untuk lemak visceral. Awas! Gula ada di sebagian besar makanan dan minuman yang diproses, bahkan jus buah. Ini juga muncul dalam makanan tinggi lemak – seperti permen dan es krim – dan yang tinggi karbohidrat, seperti roti dan pasta. Itu ada di mana-mana!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bahwa gula harus membuat kurang dari 10% dari total asupan energi Anda setiap hari. Ini berarti jika Anda makan 2.000 kalori sehari, tidak lebih dari 200 kalori harus berasal dari gula. Bagaimana Anda bisa menurunkan asupan gula untuk mengatasi lemak visceral?

Ganti minuman manis dengan air putih. Soda dan minuman buah sarat dengan gula. Jika Anda minum setidaknya satu minuman manis sehari, mengganti kalori tersebut dengan air dapat menghemat ratusan kalori setiap minggunya. Plus, penelitian menunjukkan bahwa minuman manis adalah kontributor utama lemak visceral.

Tahu di mana gula bersembunyi. Ada dalam segala hal mulai dari saus tomat dan saus salad hingga roti, pasta, dan yogurt. Anda mungkin tidak menyadari berapa banyak gula yang Anda konsumsi sampai Anda mulai menghitung gram. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membuat buku harian makanan selama beberapa hari.

Baca label dengan cermat. Ini bisa memakan waktu, tetapi tidak ada salahnya jika Anda ingin tahu persis apa yang ada dalam makanan yang Anda makan. Berikan perhatian khusus pada bahan-bahan yang tercantum di akhir daftar – ini adalah hal-hal yang ditambahkan produsen untuk rasa atau tekstur, sehingga sering kali penuh dengan gula tambahan. Lebih baik lagi, hindari makanan kemasan sepenuhnya!

5. Tetap Aktif Secara Fisik Dengan Latihan yang Bekerja dengan Kelompok Otot Besar

Aktivitas fisik adalah suatu keharusan jika Anda mencoba menjinakkan lemak visceral. Anda akan mendapatkan manfaat maksimal dengan melakukan latihan yang melatih kelompok otot besar, seperti yang ada di tubuh bagian bawah. Otot yang lebih besar ini membakar lebih banyak kalori dan lemak dan mempengaruhi hormon yang mengatur berat badan dan mengontrol gula darah lebih banyak. Fokus pada squat, deadlift, dan latihan dinamis seperti berlari atau bersepeda.

Olahraga meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan dalam tubuh, yang dapat membantu menurunkan berat badan dan menghilangkan lemak visceral. Anda dapat menurunkan lemak visceral dengan tetap aktif secara fisik dengan latihan yang melatih kelompok otot besar.

Berjalan adalah bentuk olahraga paling umum yang dilakukan orang, tetapi Anda akan mendapatkan lebih banyak manfaat dengan menambahkan bukit dan latihan intensitas tinggi dalam waktu singkat seperti berjalan secepat mungkin.

Tidak Ada Yang Namanya Gemuk Tapi Sehat!

Mitos ‘sehat meski obesitas’ keliru

Mitos yang mengatakan bahwa orang bisa sehat walau obesitas adalah keliru, menurut sebuah riset.

Timbunan lemak masih menyimpan risiko kesehatan bahkan ketika kolesterol, tekanan darah, dan gula darah normal.

Sebuah riset kepada 60.000 orang ini dipublikasikan di jurnal Annals of Internal Medicine.

Sebelumnya ada anggapan bahwa kelebihan berat badan tidak berdampak langsung dengan risiko penyakit jika orang bisa menjalani gaya hidup sehat.

Para peneliti dari Rumah Sakit Mount Sinai, Toronto, berpendapat bahwa orang dengan kelebihan berat badan – walau metabolismenya sehat – tetap memiliki faktor risiko mendasar yang bisa memburuk dari waktu ke waktu

Pemimpin studi Dr Ravi Retnakaran mengatakan kepada BBC News: “Ini benar-benar meragukan argumen bahwa obesitas bisa sehat.”

“Data ini menunjukkan bahwa baik pasien obesitas yang sehat maupun yang tidak sehat, keduanya memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.”

Lembaga Jantung Inggris mengatakan obesitas merupakan faktor risiko yang diketahui untuk penyakit jantung dan penelitian menunjukkan tidak ada obesitas yang bisa dikatakan sehat.

Sejumlah riset lain mengatakan bahwa obesitas juga dapat Klik memicu osteoporosis dan Klik kurangnya vitamin D dalam tubuh.

Yuk SEHAT mulai sekarang! Klik www.sehat.im/denie

Sumber:
http://luxio.us/18COiD9

5 Kebiasaan yang Bikin Langsing

KOMPAS.com – Memiliki bentuk tubuh yang diidamkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan niat serta usaha keras untuk mendapatkannya. Kemudian, setelah mendapatkannya pun dibutuhkan usaha untuk mempertahankannya.

Kendati tidak mudah, bentuk tubuh ideal sebenarnya bisa diperoleh dan dipertahankan dengan menjalani kebiasaan-kebiasaan kecil namun bermakna berikut ini :

1. Aktif bergerak

Penelitian menunjukkan, orang yang banyak bergerak membakar 350 kalori lebih banyak setiap harinya daripada orang yang lebih banyak diam. Jumlah tersebut setara dengan berjalan selama 60 menit atau sekitar 6,4 kilometer. Banyak bergerak tidak perlu dengan berolahraga, namun melakukan aktivitas seperti menelepon sambil berdiri, bangkit dari duduk setiap satu jam, sering berjalan ke meja rekan kerja, hingga memilih naik tangga daripada elevator. Banyak bergerak juga akan menjauhkan Anda dari panyakit seperti diabetes tipe 2, kanker, atau penyakit jantung.

2. Makan tanpa distraksi

Multitasking makan merupakan salah satu musuh utama memiliki bentuk tubuh ideal. Pasalnya s,aat tidak fokus terhadap makanan yang dimisantapotak tidak akan menerima sinyal “kenyang” dari perut. Inilah yang membuat keinginan makan tetap ada meskipun sebenarnya tubuh sudah cukup mendapatkan asupan kalori. Karena itu, biasakan untuk makan tanpa melakukan kegiatan apapun, seperti menonton TV atau bekerja.

3. Merencanakan yang dimakan

Kebiasaan menghitung asupan kalori dari makanan yang akan dimakan secara langsung akan berdampak pada berat badan. Alasannya, dengan menghitung, kita akan semakin jeli memperkirakan kesetimbangan antara pemasukan dan pengeluaran kalori. Itulah mengapa orang yang terbiasa menghitung kalori cenderung lebih langsing. Misalnya, Anda merencanakan untuk makan popcorn selagi menonton film. Popcorn mengandung sekitar 300 kalori. Maka pastikan sebelumnya Anda tidak makan makanan dengan kalori tinggi, sehingga Anda lebih “leluasa” saat makan popcorn.

4. Makan begitu lapar, berhenti sebelum kenyang

Saat ingin makan, pastikan apakah Anda benar-benar lapar atau hanya bosan dan ingin mencicip rasa makanan. Jika benar lapar, maka makanlah tapi usahakan berhenti saat lapar sudah hilang dan sebelum kenyang. Lambung yang terlalu penuh menyulitkan makanan untuk dicerna dan meningkatkan risiko refluks asam lambung. Dan jika hanya bosan, jangan pusatkan pikiran pada makanan, melainkan kegiatan lain yang dapat mengusir bosan Anda.

5. Santap makanan yang disuka

Metode diet yang membatasi jenis-jenis makanan yang harus dimakan mungkin memiliki keterbatasan. Ini karena justru metode ini membuat orang tidak puas dengan makanan yang didisantap dan cenderung menginginkan makanan lain yang lebih memuaskannya.  Alhasil, dia mengasup lebih dari kebutuhan kalorinya. Maka sebaiknya tetaplah makan makanan yang disuka, namun diolah secara sehat dan dimakan dalam porsi yang tidak berlebihan.

Editor :
Asep Candra
http://luxio.us/Ih7VVj

Doyan Makan Keju Bisa Picu Diabetes?

KOMPAS.com — Keju merupakan produk olahan susu yang selama ini dikenal kaya kalsium dan gizi penting lainnya. Namun, menurut sebuah penelitian baru asal Perancis, rutin mengonsumsi keju dalam jumlah besar dapat menyebabkan tubuh kelebihan asam dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Diabetogia tersebut menemukan, orang yang mengonsumsi daging, keju, telur, ikan, roti, dan minuman ringan dalam jumlah banyak cenderung 50 persen lebih mungkin untuk menderita diabetes di kemudian hari. Risiko tersebut bahkan sama saja pada mereka yang juga mengonsumsi makanan-makanan itu bersama buah dan sayur dalam jumlah besar.

Para peneliti mengatakan, makanan seperti daging dan keju merupakan penghasil asam. Sebagai makhluk hidup, tubuh memiliki derajat keasaman (pH) antara nol hingga 14 yang menunjukkan asam dan basa. Nol menunjukkan paling asam, dan 14 adalah paling basa. Sementara tubuh manusia harusnya berada pada pH netral yaitu sekitar tujuh agar fungsi sel dan jaringan tubuh tetap normal.

Ketika proses pencernaan sedang berlangsung, tubuh secara alami akan memproduksi asam atau basa. Namun, menurut peneliti Marie Murphy, ahli gizi dari British Nutrition Foundation, ada beberapa jenis makanan yang memicu asam berlebih, tetapi itu juga tergantung pada proses yang dilakukan tubuh.

“Misalnya, jeruk memiliki kandungan dengan pH rendah, namun setelah dicerna, jeruk justru memberikan efek basa bagi tubuh. Ini karena nutrisi yang dikeluarkannya dari tubuh,” jelasnya.

Sementara itu, lanjutnya, untuk daging, ikan, makanan laut, keju, telur, roti, oat, pasta, dan nasi, makanan olahan, dan minuman ringan justru memicu tubuh memproduksi asam. Sementara kopi, buah, dan sayuran memicu tubuh memproduksi basa.

Murphy menjelaskan, ketika makan diet yang seimbang, dari serat, protein, karbohidrat, buah-buahan, dan sayur-sayuran, asam dan basa saling mentralkan satu sama lain. Namun, jika makan terlalu banyak jenis makanan tertentu, maka derajat keasaman tubuh tidak akan seimbang lagi.

“Kondisi tersebut akan memicu komplikasi, termasuk diabetes tipe 2. Khususnya saat tubuh berhenti memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau menurun fungsinya,” ujar Murphy.

Insulin membantu untuk mengubah gula darah menjadi energi. Jika insulin tidak berfungsi secara benar, maka gula darah kadarnya akan sangat tinggi dalam tubuh dan memicu diabetes. Bahkan diabetes bisa menimbulkan komplikasi lainnya seperti kerusakan saraf, kebutaan, dan kematian. Diabetes juga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan amputasi.

Dr Tony Leeds, spesialis obesitas di Whittington Hospital, London, mengatakan, orang sehat memiliki kemampuan untuk menetralkan makanan-makanan asam. “Selama memiliki fungsi sistem yang normal maka tubuh dapat menetralkan asam dari hasil metabolisme dan mengeluarkannya,” ujarnya.

Artinya, jika fungsi sistem tubuh tidak berjalan dengan normal, maka makan makanan yang memicu asam akan menimbulkan masalah.

Sumber :
www.dailymail.co.uk

Editor :
Asep Candra
http://luxio.us/182GN2t

Bahayanya Bila Andalkan Makan Nasi Saat Hamil

KOMPAS.com – Sebagai salah satu makanan pokok masyarakat, nasi masih memegang peran penting sebagai sumber utama energi. Kondisi ini seolah tak tergantikan dengan yang lain dan berlaku pada semua kondisi, termasuk bagi para ibu hamil (bumil).

Konsumsi nasi pada ibu hamil tetap menjadi utama dibandingkan makanan bergizi tinggi seperti buah, sayur, lauk, dan susu. Padahal nasi dan beras mengandung vitat yang dapat menghalangi penyerapan besi selama masa kehamilan.

“Porsi makan yang mengutamakan nasi bisa menyebabkan bumil kekurangan zat besi yang berbahaya bagia janin dan dirinya,” kata  Oi Po Leong, Direktur R&D PT. Nutricia Indonesia Sejahtera dalam temu media,  Rabu (6/11/2013) di Jakarta.

Menghadapi kondisi ini, Oi menyarankan bumil jangan lagi menomorsatukan nasi dalam menu keseharian. Bumil harus memenuhi asupan yang penting bagi diri dan janinnya, terutama besi, protein, dan zat gizi mikro.

Kebiasaan mengutamakan nasi faktanya membuat bumil lengah memenuhi asupan nutrisi lain. Hal ini didukung survei yang dilakukan PT. Nutricia Indonesia Sejahtera bersama Southeast Asian Food and Agricultural Science Technology (Seafest) pada 2011. Dalam survei ini terungkap, 57,6 persen bumil di Indonesia mengalami defisiensi protein dan zat gizi mikro. Kondisi ini juga terjadi pada wanita usia 20-40 tahun yang belum hamil, dengan hasil 30-88 persen.

Survei ini juga mengatakan, asupan protein tiap harinya hanya mencapai 46 gram per hari, di bawah angka kecukupan gizi (AKG) yaitu 50 gram per hari. Sedangkan asupan energi hanya 1.400 kilokalori, di bawah anjuran yaitu 1.800-1.900 kilokalori per hari.

Kondisi ini bisa dicegah bila bumil menjaga keseimbangan porsi hidangan. “Bukan berarti menghindari nasi, karena hidangan tersebut bagaimanapun adalah makanan pokok penghasil energi. Namun jangan lupa seimbangkan dengan buah, sayur, dan sumber hewani. Cari juga sumber karbohidrat lain misal umbi, kacang, atau gandum,” kata Oi.

Hal senada dikatakan ginekolog, DR. dr. Naroyono Wibowo, Sp.OG (K), yang mengharuskan bumil memenuhi asupan protein dan mikronutrien. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah kecil mikronutrien berperan penting dalam menyusun otak dan susunan saraf. Keduanya menentukan kualitas anak selama kehidupannya.

“Pemenuhan protein dan gizi mikro menentukan kemampuan kognitif dan tingkah laku anak di masa mendatang. Anak yang lahir kekurangan zat besi mungkin akan lahir sempurna secara fisik, namun daya tangkap otaknya lemah karena sambungan saraf yang tidak sempurna,” kata Naroyono.

Kondisi ini mengharuskan bumil selalu menjaga asupan gizi. Hal ini bahkan sudah mulai dilakukan sejak ibu menikah dan merencanakan kehamilan.

Selain lewat makanan, bumil juga disarankan mengkonsumsi susu yang sarat nutrisi. Susu yang mengandung aneka mikroprotein misal besi, folat, kalsium, zinc, ditambah DHA dan serat pangan akan mencukupi kebutuhan nutrisi bumil bagi diri dan janinnya. Kecukupan nutrisi akan menjaga kesehatan dan kualitas hidup keduanya di masa mendatang.

Editor :
Asep Candra
http://luxio.us/182yJ1Q

Ajak Anak Santap Makanan Sehat Sejak Dini

KOMPAS.com – Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk balita di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 17,9 persen sedangkan yang tergolong pendek sebesar 35,6 persen. Selain itu, sebanyak 14,2 persen balita dengan berat badan lebih. Angka ini tentu memprihatinkan.

“Jika tidak teratasi kita akan menghadapi generasi dengan masalah gizi dalam kurun waktu 20 – 25 tahun mendatang,” tegas Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Made Astawan.

Seperti kita tahu, gizi buruk dapat menimbulkan risiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi malnutrisi dapat menyebabkan beragam penyakit seperti obesitas atau penyakit regeneratif yang timbul karena menurunnya fungsi-fungsi organ tubuh. Karena itulah, pengetahuan, pemahaman bahkan kepedulian akan gizi perlu ditingkatkan.

“Hal yang sangat berperan adalah faktor ekonomi dan pendidikan gizi. Tak sedikit masyarakat yang berkecukupan secara finansial akan tetapi tingkat pengetahuan gizi rendah, sehingga yang terjadi anak mengalami obesitas, begitupun masyarakat yang memang kurang secara finansial sehingga gizinya pun kurang,” papar Prof. Astawan.

Beliau menegaskan, dalam konsep gizi, tak ada satu pun makanan yang bisa mencakup semua gizi yang diperlukan tubuh. Sebenarnya sifat dari bahan pangan mengandung kelebihan dan kekurangan. Ada yang tinggi dan rendah.  Hal yang juga perlu diperhatikan adalah selalu berupaya memenuhi komposisi makanan yang dianjurkan sesuai dengan piramida makanan.

“Kita harus meramunya melalui konsep komplementer, yakni saling melengkapi. Contohnya bubur kacang hijau yang dilengkapi dengan ketan hitam. Begitu juga ada konsep suplementasi, yaitu menambahkan sesuatu yang kurang pada bahan pangan tertentu, untuk mempertinggi kadarnya,” ujar Prof. Astawan.

Nah, dalam praktiknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orangtua untuk menanamkan pentingnya gizi sejak usia dini.  Berikut beberapa langkah di antaranya :

  • Ajarkan mengonsumsi makanan sehat sejak dini

Sejak ibu hamil, upayakan untuk menyantap makanan bergizi karena berpengaruh pada kesejahteraan janin. Kemudian, setelah ia lahir, upayakan untuk memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Pada usia selanjutnya, pastikan kita membuat makanan sendiri untuk si kecil. Hindari menggunakan bahan pengawet atau pewarna.

  • Ajak anak mengonsumsi makanan bervariasi

Buat daftar makanan yang disukai anak, pun buat menu yang perlu dicoba agar suka. Misal, bila ada sayur atau buah yang tak disukai, kita bisa coba mencari cara mengolahnya sehingga ia dapat menyukai makanan tersebut.

Minta ia memilh dua warna buah atau sayuran di piringnya setiap kali makan. Agar tak monoton, pastikan makanan beraneka warna, buah-buahan dan sayuran yang berwarna-warni, seperti hijau dari sayur, kuning dari jagung, serta putih, kuning, dan merah dari buah-buahan.

  • Ajak anak menyiapkan makanan    

Bila anak sudah lebih besar, libatkan ia dalam ragam aktivitas, misalnya mengajak ia ke pasar membeli bahan pangan, bagaimana mencuci atau mengupas, hingga ajak ia untuk mempersiapkan meja makan dan menghidangkan atau menyusun makanan. Ajak si koki kecil bagaimana memasak yang sehat, misal mengajari menggunakan oven untuk mengukus atau merebus.

  • Belajar warna makanan

Saat makan bersama, kenalkan pula pada anak-anak tentang warna makanan beserta manfaatnya. Misalnya, wortel berwarna oranye kaya akan kandungan Vitamin A dan bermanfaat dalam menyehatkan penglihatan dan seterusnya.

Warna hijau pada brokoli mengandung beragam vitamin dan antioksidan yang berguna untuk mencegah penyakit seperti kanker. Demikian pula dengan warna merah dan kuning pada semangka merupakan lycopene, salah satu komponen karotenoid sama halnya dengan betakaroten yang bermanfaat sebagai antioksidan.

Editor :
Asep Candra
http://luxio.us/182yDqU

Mau Langsing? Perhatikan Apa yang Anda Minum Saat Diet

KOMPAS.com – Tidak sedikit dari kita yang hanya memperhatikan menu makanan ketimbang minuman yang dikonsumsi ketika sedang melakukan program diet. Kenyataannya, sebagian besar orang justru mendapatkan asupan kalori terbesar dari minuman yang dikonsumsi tiap hari. Apakah minuman Anda sudah tepat bagi diet Anda?

Ketahui apa yang terkandung dalam minuman

Memilih jenis minuman yang tepat ketika sedang berdiet merupakan salah satu langkah bijak untuk membantu diet Anda. Terkadang kita tidak menyadari bahwa minuman yang sehari-hari kita konsumsi adalah salah satu penyebab mengapa diet kita tak kunjung berhasil. Simak apa saja yang ada di balik minuman yang biasa Anda konsumsi berikut ini.

1. Soda

Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar letupan dan suara air keluar dari kaleng soda di siang hari? Ya, segar dan penuh semangat! Tapi tahukah Anda bahwa minuman bersoda memiliki kalori yang tinggi? Di samping itu, soda tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral) selain gula yang lebih tinggi, karbondioksida, kandungan asam, dan zat aditif lain seperti pengawet dan pewarna makanan, yang jIka dikonsumsi dalam waktu lama akan merusak kesehatan kita.

2. Air Putih

Mengganti kebiasaan minuman bersoda dan menggantinya dengan air putih akan membantu mengurangi asupan kalori berlebih di tubuh Anda. Minumlah paling sedikit 2 gelas air putih sebelum makan akan membantu mengurangi rasa lapar yang menggebu, sehingga terhindar dari porsi makan yang terlalu banyak. Air putih juga berfungsi melancarkan pencernaan dan melancarkan buang air besar, sehingga sangat efektif untuk membantu program diet Anda. Minumlah air putih minimal 8 gelas per hari.

3.  Jus Buah

Jus buah bisa jadi memiliki nilai kalori hampir sama seperti minuman bersoda. Akan tetapi ini tergantung pada penggunaan gula ataupun bahan pemanis lainnya yang di satukan ke dalam minuman jus tadi. Karena berasal dari buah-buahan, tentunya kandungan vitamin pada jus buah lebih banyak dari pada kandungan kalori di dalamnya. Usahakan tidak menggunakan tambahan gula jika Anda mengonsumsi jus buah untuk diet Anda.

4. Minuman Berenergi

Minuman berenergi sekarang sudah banyak beredar di pasaran. Tidak jauh berbeda dengan minuman bersoda, minuman berenergi ini memiliki kandungan gula yang tinggi yang bisa berpotensi meningkatkan asupan kalori Anda. Memang ada sedikit tambahan komposisi seperti vitamin dan mineral. Akan tetapi jika Anda serius menjalankan diet Anda, sebaiknya batasi jenis minuman ini.

5.  Kopi Hitam

Ketika Anda membutuhkan sedikit ‘sentuhan’ kafein, maka kopi adalah jawabannya. Memilih kopi lebih baik daripada minuman bersoda. kopi hitam adalah minuman bebas kalori dan kaya akan antioksidan, tentunya jika dikonsumsi tanpa gula. Riset membuktikan, dengan mengonsumsi kopi hitam dengan takaran sedang bisa meningkatkan semangat dan konsentrasi serta dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan menghambat tumbuhnya sel-sel kanker.

6. Green Tea

Inilah minuman yang paling populer bagi Anda yang sedang berdiet. Dalam setiap cangkir teh hijau mengandung kurang lebih 120 hingga 240 mg polifenol, yang berfungsi sebagai antioksidan dan dipercaya mampu membantu menurunkan berat badan dan melancarkan pencernaan.

Akan sangat bijak apabila di saat Anda merasa haus dan ingin sesuatu yang segar, Anda tetap memilih untuk sehat dengan memilih jenis minuman yang sehat pula. Berhati-hati dalam memilih dan menentukan asupan makanan ataupun minuman akan membantu program diet Anda jauh lebih optimal.

http://sehat.im/maya

Sumber: DuniaFitnes

Jangan Sepelekan Kalori dari Minuman

KOMPAS.com – Biasanya program diet dilakukan dengan mengatur pola makan dan memilih-milih makanan yang boleh disantap dan mana yang tidak.

Langkah ini mungkin belum sepenuhnya sempurna. Meski makanan sudah dipilih-pilih, namun orang masih cenderung sembarangan memilih minuman. Ahli diet dari British Dietetic Association, Lucy Jones, mengungkapkan bahwa minuman yang dikonsumsi ternyata juga bisa membuat Anda jadi gemuk.

“Saya melihat banyak orang yang sudah diet masih mengeluh berat badannya belum turun. Setelah dicek kembali pola dietnya, jelas bahwa mereka mengonsumsi minuman yang salah untuk diet,” katanya.

Lucy menambahkan bahwa ketika diet, orang Inggris memang tak makan banyak. Hanya saja, mereka meminum 10 cangkir teh sehari dengan tambahan 2-3 blok gula. Tambahan gula blok sebanyak ini akan menambah 300 kalori dalam tubuh.

Itu menunjukkan, banyak orang tak sadar minuman juga memiliki kalori. Tak cuma teh, tapi juga red wine dan minuman beralkohol lainnya. Beberapa gelas alkohol setara dengan 400 kalori. Kandungan kalori ini merupakan seperempat dari asupan kalori harian yang direkomendasikan untuk perempuan.

Selain itu, Anda juga tak boleh mudah tertipu dengan iming-iming minuman diet. Beberapa minuman beraroma dan soda mengandung 100 kalori. Jus buah juga memiliki kalori lho, walaupun lebih rendah.

Dalam penelitian kepada klien-kliennya, Lucy mengungkapkan beberapa kebiasaan minum yang salah. Misalnya, banyak mengonsumsi teh, jus, milk shake, smoothies, dan juga sup.

Penelitian awal dilakukan kepada Johnny Steyn (49) yang sangat suka mengonsumsi teh dan kopi manis. Dalam satu hari ia bisa minum teh dan kopi manis lebih dari lima kali. Setelah dilakukan pencatatan selama seminggu, ia sudah mengonsumsi 3017 kalori (hanya dari minuman saja). Sedangkan asupan kalori per harinya mencapai 520 kalori. Seorang pria butuh 2500 kalori per hari, dan Johnny mengumpulkan semuanya dari gula di kopi dan tehnya. Akibatnya, tubuhnya jadi lebih gemuk dalam satu minggu.

Lain lagi dengan Poppy George (13). Karena ingin memiliki tubuh yang langsing dan sehat, ia memperbanyak konsumsi jus buah. Dalam satu hari ia bisa minum dua varian jus (ukuran besar dan kecil) serta susu dan air mineral. Dalam satu minggu total kalori dari minumannya bisa mencapai 2762 kalori. Sedangkan kandungan kalori per harinya berkisar 445 kalori.

Menurut Lucy, Poppy mengonsumsi jus terlalu banyak sehingga dikhawatirkan akan merusak gigi. Idealnya, satu gelas jus sehari sudah cukup.

Tren minum smoothies nampaknya juga memengaruhi Claire Madams (41). Sejak Natal tahun lalu, ia mulai mengonsumsi smoothies dan mengurangi asupan makanan untuk menurunkan berat badan. Dalam satu hari, ia mengonsumsi tiga gelas smoothies, jus, dua gelas wine, dua  gelas teh hijau, dan segelas air. Total kalorinya dalam seminggu bisa mencapai 5318 kalori, dan kalori hariannya berkisar 685 kalori.

“Orang berpikir bahwa jus atau smoothies adalah cara tepat untuk mengimbangi pola makan yang buruk. Padahal tidak. Sebaliknya, Anda bisa mengalami defisiensi gizi dan membuat tubuh jadi lesu,” katanya.

Ketika memilih smoothies untuk diet, Anda justru akan menghancurkan serat dalam sayuran dan buah. Tak cuma itu, kandungan gula di dalamnya akan membuat gigi jadi keropos dan gula darah meningkat. “Asupan diet seperti ini akan menempatkan seseorang pada risiko diabetes tipe dua,” jelasnya.

Solusinya? Minum saja seperlunya, dan perbanyak konsumsi air mineral. Departemen Kesehatan Inggris merekomendasikan untuk minum sekitar 1,2 liter cairan sehari.

“Salah satu gejala pertama kehausan adalah lapar. Jadi orang yang tidak minum cukup cairan akan makan lebih banyak,” imbuhnya.

Ini berarti bahwa tidak cukup minum juga bisa menyebabkan penambahan berat badan. Selain itu, kalau lapar tak perlu buru-buru makan, karena bisa saja itu sinyal bahwa Anda kehausan.

Sumber :
http://female.kompas.com/read/2013/08/13/1713563/Jangan.Sepelekan.Kalori.dari.Minuman

Editor :
Felicitas Harmandini

The Power of Soy

Soy-based products are on the rise for very healthy reasons. Learn how to get your recommended daily dose of this super bean.

It’s no secret: the humble soybean boasts some extraordinary health benefits. Many health and dietary professionals recommend an average daily intake of 25 grams of soy protein with soy isoflavones-in addition to a low-fat, low-cholesterol diet-to help reduce the risk of heart disease; they conclude that foods containing soy protein included in a diet low in saturated fat and cholesterol might reduce the risk of cardiac-heart disease by lowering blood cholesterol levels.

One way soy seems to promote heart health is its high content of isoflavones:

  • Soy protein and soy isoflavones have been shown to promote healthy cholesterol that is already within normal range.
  • Soy isoflavones help the body regulate estrogen levels, which might help alleviate many menopause and PMS symptoms.
  • Soy protein enhances the body’s ability to retain and better absorb calcium into the bones. Soy isoflavones help by slowing bone loss and inhibiting bone breakdown.

Herbalife offers a wide range of great-tasting soy-based products including Formula 1 products, Formula 3, Personalized Protein Powder, Protein Bars, and Soup Mix. These products are only available through Herbalife Independent Distributors, so contact your distributor today to learn more.